scorpions

Selasa, 29 Maret 2016

Satria Wilwatikta



Pendahuluan.
Kelanjutan Tutur Tinular Dan Mahkota Mayangkara (Murni pengembangannya ide dari saya)
Jatuh cinta itulah yang terjadi pada saya. Dengan berdasarkan cinta, saya berangkat dan mulai berpikir. Sebuah karya maha besar milik S. Tidjab, seorang penulis naskah sandiwara radio yang sangat saya kagumi.
Masa itu beliau membuat naskah sandiwara radio yang berjudul Tutur Tinular kemudian dilanjutkan dengan Mahkota Mayangkara, kalangan pengagum sandiwara radio di masa itu begitu antusias mendengarkan karya beliau-karna rasa haus saya- saya terus menggali adakah karya beliau yang berkelanjutan setelah Mahkota Mayangkara, tapi saya hanya bisa menelan ludah dan tetap dengan rasa dahaga karena saya tidak menemukan kelanjutan dari kisah itu.
Saya pernah mendengar kabar beliau melanjutkan sandiwara radio kelanjutan Mahkota Mayangkara, yang berjudul Satria Kekasih Dewa, namun sampai tulisan ini dibuat sandiwara radio tersebut tidak bisa di produksi dengan belum adanya pihak sponsor yang menyokong akan terlaksananya sandiwara radio tersebut. Saya memutuskan memberanikan diri untuk mengembangkannya dengan gaya bahasa saya sendiri, tentu tidak terlepas dari inti cerita dari beliau dan kisah ini akan melanjutkan kisah setelah Mahkota Mayangkara. Tapi perlu saya tekankan apa yang saya tulis ini murni dari pemikiran saya. Saya hanya mengambil tokoh dan melanjutkan alur yang tentu belum pernah di publiskan oleh siapa pun.
Semoga anda berkenan dan menikmati karya saya. Selamat membaca.

Senin, 28 Maret 2016

Mahkota Mayangkara


Mahkota Mayangkara adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris yang merupakan sekuel kedua lanjutan Tutur Tinular karya S. Tidjab. Suatu kisah dengan latar belakang sejarah Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Jayanagara, di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan Ra Kuti yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.
Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1990 dan dipancarluaskan lebih dari 512 stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional IndonesiaPRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM dan 95.4 Mhz Radio Yasika FM. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari2012, tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz Radio Karimata FMPamekasanMadura[1], 95.6 FM Radio Bintang TenggaraBanyuwangi[2], dan 95,2 FM Radio OisviraSumbawaRadio Istana FM Bojonegoro, Jawa Timur[3]Radio Patria FM Blitar, Jawa Timur[4] . Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, di antaranya adalah Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra,[5]
Mahkota Mayangkara sendiri berasal dari kata "Mahkota", "Mayang" dan "Angkara". Secara harfiah "Mahkota" berarti hiasan kepala atau songkok kebesaran Raja, sedangkan "Mayang" diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti semu, kemudian "Angkara" yang berarti Kebengisan atau kekejaman.
Jadi secara umum Mahkota Mayangkara bisa di artikan sebagai sebuah kekuasaan yang bersifat semu atau sementara yang dicapai dengan penuh angkara dan pertumpahan darah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar aktor dan aktris

Para aktor dan aktris pengisi suara dalam sandiwara radio Mahkota Mayangkara tersebut adalah para artis dari Sanggar Cerita dan Sanggar Prathivi, antara lain: